Pages

Subscribe:

Kamis, 28 Juni 2012

Skripsi PTK Bab 1

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Sejarah Nabi atau kisah Nabi merupakan salah satu materi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) di Sekolah Dasar dan mata pelajaran utama yang wajib siswa pelajari dan kuasai. Jika seorang siswa belum menguasai, misalnya mendapat nilai yang rendah atau di bawah standar yang telah ditentukan oleh sekolah ataupun perilaku mereka sehari-hari belum menampakkan sikap meneladani sikap yang ada pada kisah Nabi, maka siswa yang bersangkutan akan dipermasalahkan dalam pembelajarannya terutama untuk kenaikkan kelas. Di samping itu, sejarah/kisah Nabi dapat juga dijadikan sebagai bahan pendidikan karakter siswa dalam membentuk pribadi yang memiliki akhlak yang mulia dan dapat menampilkan jati dirinya sebagai pribadi seorang muslim. Tujuan tersebut sama halnya dengan makna pendidikan nasional sebagaiman dikatakan oleh Andewi Suhartini di dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam.
“Pendidikan nasional yakni usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan mengusahakan perkembangan kehidupan beragama, kehidupan yang berkepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, nilai budaya, pengetahuan, keterampilan, daya estetik, dan jasmaninya, sehingga ia dapat mengembangkan dirinya bersama-sama dengan sesama manusia membangun masyarakatnya serta membudayakan alam sekitar”[1].

Oleh karena itu, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi sejarah atau kisah Nabi ini sangat perlu dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
Sejarah atau kisah Nabi yang di pelajari di Sekolah Dasar kelas V di antaranya adalah kisah Nabi Ayub AS, Kisah Nabi Musa AS dan kisah Nabi Isa AS. Pada pelajaran kisah Nabi ini penulis menemukan permasalahan tentang kurangnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sejarah/kisah Nabi dengan metode yang umum dipakai. Misalnya ceramah , bercerita, tanya jawab, diskusi dll, belum termasuk metode Synergetic Teaching. Sehingga hasil belajar siswa kelas lima belum menampakkan hasil yang signifikan atau belum memperoleh nilai yang diharapkan, dengan gejala-gejala di antaranya sebagai berikut :
1.            Hasil latihan dan ulangan harian tidak semua siswa memperoleh nilai yang memuaskan pada materi sejarah/kisah Nabi.
2.            Jika di suruh menceritakan kembali kisah Nabi, pada umumnya mereka belum dapat menceritakannya dengan baik.
Selain permasalahan yang dialami oleh siswa seperti di atas, juga para pendidik (guru) dalam menerapkan pembelajaran belum begitu banyak menggunakan metode-metode yang baru, sebagaimana metode-metode yang muncul dan dibicarakan diberbagai sumber seperti buku-buku, pelatihan-pelatihan, seminar-seminar dan lain-lain sebagainya. termasuklah metode Sinergetic Teaching. Dalam proses pembelajaran materi sejarah Nabi mestilah diperlukan metode-metode baru yang inovatif yang dapat membawa siswa kearah belajar yang lebih baik dan bersemangat tinggi,  dimana sejarah Nabi merupakan materi yang diajarkan pada mata pelajaran  pendidikan Agama Islam dengan tujuan agar siswa dapat meneladani sikap dan perbuatan para Nabi. Oleh karena itu harus dicari metode-metode baru yang tepat yang dapat menarik siswa kearah belajar yang lebih baik dan bersemangat dalam mempelajari materi sejarah Nabi.
Metode mengajar merupakan salah satu teknik yang digunakan oleh guru untuk  mempengaruhi belajar siswa, apabila guru mengajar dengan metode yang kurang baik maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja akan menjadikan siswa bosan, pasif, tidak ada minat belajar. Jadi, antara metode dan kegiatan mengajar sangatlah erat hubungannya antara satu dengan yang lain. Pengertian mengajar sebagai dikatakan oleh Uyoh Sadulloh di dalam buku Pedagogik.  “Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikir siswa”[2]. Selain itu juga guru dalam segala hal mempunyai sikap yang positif, hangat, peramah, akrab, terbuka dan menghargai anak didik[3]
 Oleh karena itu guru dituntut menggunakan metode lain atau metode-metode baru yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar motivasi dan minat siswa untuk belajar serta memahami materi pelajaran tetap tinggi dan akhirnya tujuan belajar dapat tercapai dengan efektif dan efisien, cepat dan tepat. Untuk itu, penulis  berkeinginan untuk menerapkan salah satu metode yang berkembang saat ini pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi kisah Nabi yaitu metode Synergetic Teaching di SD 016 Muhammadiyah Karimun.
Di dalam buku PAIKEM yang ditulis oleh Hartono dkk. dikatakan bahwa :

“Beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, maka ditawarkanlah strategi-strategi yang berhubungan dengan belajar aktif. Dalam arti kata menggunakan teknik Active Learning (belajar aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar siswa.

Yang dimaksud dengan Pembelajaran aktif (active learning) adalah mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran[4].

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain.

Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individu anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang paham menjadi lebih paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi lebih baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung”[5].

Dari penjelasan di atas jelas sekali bahwa seorang pendidik atau guru sangat dituntut untuk menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkannya.
Adapun saat yang tepat menggunakan Metode Synergetic Teaching ini adalah pada awal pembelajaran atau pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Karena pada saat-saat ini siswa masih bersemangat dan motivasi belajar mereka masih tinggi dan siswa yang cocok adalah siswa yang duduk di bangku kelas lima dan enam karena mereka sudah mulai bisa mandiri. 
Kekuatan / kelebihan metode Synergetic Teaching adalah sebagai berikut;
1.            Melatih siswa menjadi mandiri dan pemberani.
2.            Melatih siswa untuk  selalu berinteraksi dan berkomunikasi  dengan siswa lainnya.
3.            Menghilangkan rasa malu dan kaku dalam menyampaikan pendapat atau hasil belajar yang mereka peroleh kepada temannya yang lain.
Kelemahan / kekurangan metode Synergetic Teaching ;
1.            Jika jumlah murid dalam satu kelas  terlalu banyak, dimungkinkan siswa tidak terpokus pada materi yang dibahas.
2.            Menyita sedikit waktu, dimana dalam menerapkan metode Synergetic Teaching ini perlu ada kegiatan pembagian kelompok.
3.            Dikhawatirkan terjadinya pengabaian oleh guru terhadap salah satu kelompok terutama pada kelompok pembaca, karena mereka dipisahkan ke ruang yang lain dan diberi pembelajaran mandiri.
Berdasarkan latar belakang sebagimana dikemukakan di atas serta memperhatikan maksud metode Sinergetik Teaching berserta langkah-langkahnya, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas    ( PTK ) dengan  judul “Meningkatkan Penguasaan Siswa pada Pembelajaran kisah Nabi Melalui Metode Synergetic Teaching di Kelas V Sekolah Dasar 016 Muhammadiyah Karimun”.
B.           Defenisi Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi dan pemahaman terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu mendefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.            Penguasaan siswa adalah proses, cara, atau perbuatan menguasai. Maksudnya upaya perubahan pengetahuan atau kognitif, psikomotorik dan afektif  siswa setelah mengikuti pembelajaran sejarah Nabi dari yang belum mengetahui sejarah Nabi menjadi labih menguasai dan memahaminya, bahkan sekaligus bisa meneladani sikap dan perjuangan Nabi, sehingga tercermin dalam kehidupan mereka sehari-hari berupa kesungguhan belajar, berani bertanggungjawab, mensyukuri nikmat, dan lain-lain.
2.            Pembelajaran kisah Nabi adalah proses komunikasi antara guru, siswa, dan materi pembelajaran berupa kisah atau sejarah kehidupan para nabi, yaitu, Nabi Musa as, Nabi Isa as, dan Nabi Ayyub as.
3.            Di dalam buku PAIKEM yang ditulis oleh Hartono dkk. Mengatakan  bahwa :

“Metode Sinergetik Teaching adalah suatu cara atau teknik mengajar yang dilakukan oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran, dimana siswa dalam satu kelas dijadikan dua kelompok dengan diberi materi yang sama kemudian salah satu kelompok dipisahakan ke ruang yang lain untuk membahas materi, sedangkan kelompok lain dibimbing oleh guru dengan teknik yang diinginkannya, setelah beberapa menit kemudian siswa yang kelompok pertama dan yang kedua digabungkan kembali untuk memberikan kesempatan kepada siswa membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang mereka miliki baik mereka peroleh dengan sendirinya maupun melalui bimbingan”[6].

C.           Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah “Apakah dengan menerapkan metode Sinergetik Teaching dapat meningkatkan penguasaan siswa pada pelajaran sejarah Nabi?”
D.          Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dan manfaat atau kegunaan yang akan diperoleh dari hasil penelitian. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
a.       Untuk mengetahui apakah melalui metode Synergetic Teaching dapat meningkatkan penguasaan siswa pada pelajaran sejarah Nabi.
b.      Untuk mengetahui apakah metode Sinergetik Teaching bisa diterapkan pada pelajaran sejarah Nabi.
c.       Untuk mengetahui apakah metode Sinergetik Teaching dapat diterapkan pada siswa Sekolah Dasar.
2.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini dilaksanakan adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a.   SD 016 Muhammadiyah Karimun
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SD 016 Muhammadiyah Karimun dapat lebih meningkatkan pemberdayaan metode Sinergetik Teaching agar meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sejarah Nabi menjadi lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.
b.   Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya dan meningkatkan keterampilan mengajar dalam hal penggunaan matode pembelajaran serta meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dengan diterapkannya metode-metode pembelajaran yang beragam.
c.   Siswa
Untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap pelajaran sejarah Nabi dan untuk menambah motivasi atau dorongan belajar siswa dengan digunakannya metode-metode yang bervariasi.



[1] Andewi Suhartini, M.Ag. Sejarah Pendidikan Islam, Dirjen Pendidikan Agama Islam RI-2009 hal.192
[2] Uyoh Sadulloh, Pedagogik, Dirjen Pendidikan Islam Depag RI-2009, hal : 6
[3] Ibid., hal : 17

[4] Hartono, dkk., PAIKEM (Pekanbaru: Zanafa, 2009 ), hal.39
[5] Ibid, hal:37-38
[6]. Ibid,  hal : 93

0 komentar:

Posting Komentar